SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

October 31, 2014

Ulama memperingatkan umat Islam terkait perayaan Halloween.

Lembaga Dewan Fatwa Malaysia telah menyatakan haramnya bagi umat Islam ikut merayakan Halloween, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tradisi perayaan malam 31 October ini, adalah tradisi barat, berasal dari Irlanda dan identik dengan syaitan, penyihir, hantu goblin dan makhluk lain yang menyeramkan. 

Jadi perayaan Halloween sebenarnya adalah perpaduan perayaan kaum pagan dan Kristen, yang dipenuhi dengan ritual penyembahan kepada roh dan syaitan.

Setelah berlaku kempen-kempen yang bercanggah dengan syariat Islam, Ulama Malaysia memperingatkan umat Islam terkait perayaan Halloween, akan rencana pihak tertentu yang memanfaatkan Hallowen guna menggoyahkan iman umat Islam sehingga meninggalkan ajaran agama. 

Ini adalah satu daripada cabaran para agamawan saat ini, membendung masyarakat Islam  daripada jatuh kedalam jurang kesesatan. Kita lihat hari ini ramai ibu bapa yang membelikan kostum dan peralatan terkait Halloween untuk anak-anak mereka kerana tidak tahu implikasinya. Allahul Musta'an ..

Namun cabaran yang lebih besar lagi adalah menjauhkan masyarakat daripada amalan-amalan ritual yang bukan dari ajaran syariat Islam... Ini lah cabaran yg paling hebat...

October 28, 2014

Dakwah setiap Rasul adalah ibadah kepada Allah dan melarang syirik.

"Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." [QS.Fathir:24]
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu."  [QS. An-Nahl: 36]

Allah Ta'ala telah mengutus pada tiap-tiap umat seorang rasul yang mengajak menyembah Allah semata dan melarang menyekutukan-Nya. Kesempurnaan tauhid hanya dengan cara menyembah Allah saja, tidak membuat sekutu denganNya serta menjauhi thaghut. 

(Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Thaghut ialah segala yang diperlakukan seorang hamba secara melampaui batas, baik berupa sesuatu yang disembah, diikuti atau yang ditaati.")
Cerbisan dari "Ulasan Tuntas tentang 3 Prinsip Pokok, di Syarahkan oleh Syaikh al-Utsaimin.

Apabila Meninggalkan 'syirik' suatu hal yang mengherankan!

"Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): 'Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) Ilah-Ilahmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang di kehendaki."   [QS. Shaad; 38:4-5].

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, beliau menerangkan ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendakwahkan tauhid, beribadah kepada Allah yang Esa saja, tidak ada ilah yang haq kecuali Dia, orang-orang musyrik mengingkari hal itu serta merasa heran sikap meninggalkan syirik kepada Allah, kerana mereka telah menerima dari nenek moyang mereka penyembahan berhala-berhala dan hal itu telah merasuk kedalam hati mereka. 
Maka apabila Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyerukan mereka untuk menghilangkan kesyirikan tersebut dari hati mereka serta mengesakan Allah, hal tersebut begitu berat dan mengherankan mereka. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

**Dari itu tidak hairanlah bila ada para dai' yang berdakwah tentang bermacam kesyirikan, ramai orang yang tidak dapat menerimanya dan membangkangnya. Malah mereka merasa hairan untuk meninggalkan perbuatan syirik itu kerana amalan ini telah menjadi tradisi budaya nenek moyang mereka bertahun-tahun dan hal tersebut telah meresap di hati mereka dan tidak dapat di kikis. Apalagi bila ada "pemimpin-pemimpin mereka (berkata) tetaplah (menyembah) Ilah-Ilahmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang di kehendaki." 
Allahul Musta'an 

October 27, 2014

Mufti Besar memberi Amaran Terhadap Perpecahan...

Mufti Besar, Sheikh Abdul Aziz Al-Asheik mendesak umat Islam supaya mengekalkan perpaduan di tengah-tengah masa sulit. Al-Asheik, juga Presiden Majlis Ulama, membuat pernyataan itu dalam sebuah ucap tahniah kepada umat Islam menjelang tahun baru Hijrah.

Dalam acara mingguan radionya yang disiarkan langsung dari Makkah, beliau mendesak umat Islam untuk berdiri kuat dalam menghadapi perselisihan.
"Umat Islam melalui masa yang sukar, dimana musuh-musuhnya akan mengambil kesempatan untuk kepentingan politik," katanya. 

Mufti menyoroti pentingnya perpaduan dalam menghadapi faktor-faktor luaran. "Musuh-musuh kita mencetuskan persaingan dan menggalakkan permusuhan di kalangan umat Islam untuk menyibukkan mereka dengan konflik semasa, sehingga mereka mengambil aleh pemerintahan kuasa dan hegemoni." Kata beliau.

Beliau melahirkan rasa kesal keatas kemelut yang sedang berlaku di Iraq, Yaman dan Libya. "Pengeboman, kemusnahan dan konflik berdarah tersebar luas di negara-negara Islam telah menghancurkan infrastruktur dan beribu-ribu kehilangan  tempat tinggal, " katanya.

Inilah sebabnya mengapa ia adalah lebih penting untuk kita terus bersatu dan kembali kapada al-Qur'an dan sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam (ash Salaful Ummah) untuk keselamatan." 

"Keadaan akhir umat ini tidaklah menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat generasi pertama umat ini menjadi baik."  Mutiara kata Imam Malik..

October 26, 2014

Ayat Al Quran yang sangat di takuti oleh Adh-Dhahak

"Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka kerjakan itu."  [QS. Al-Maa-idah; 63].

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan ulama yang dimaksudkan adalah ulama yang memiliki kekuasaan atau mempunyai jabatan (rabbaniyun). Bersumber kan ayat ini Adh-Dhahak berkata; "Di dalam al-Quran tidak terdapat ayat yang lebih saya takuti daripada ayat ini, yaitu kita tidak (mendakwahi) melarang." (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir). 

Sebab berbohong hanya akan merugikan didunia dan di akhirat, cepat atau lambat akan terkuak kebohongannya. Berbohong atau berdusta tidak akan dilakukan kecuali orang-orang yang kafir.

"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."  [QS. An-Nahl:105]

Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, manusia jenis ini (yang suka melakukan kebohongan) tidak akan mendapatkan petunjuk menuju iman kepada tanda-tanda kekuasaan-Nya serta apa yang di bawa oleh Rasul-Nya dan di akhirat dia akan mendapat siksaan yang menyedihkan lagi menyakitkan. 
Dari itu menjadi tanggung jawab ulama untuk meluruskan kesalahfahaman masyarakat terhadap
berbagai istilah (atas kebohongan) yang di gunakan sebagai impak negatif untuk menjauhi manusia dari kebenaran. Apalagi telah ada pada hakikatnya menyedari itu adalah pembohongan yang di gunakan sebagai kedok belaka, namun terus dibiarkan, maka Allah akan mempertanyakan posisi dan peranan ulama. Sebagaimana hal itu pernah dilakukan oleh kaum Yahudi yang gemar pada perbuatan dosa, namun pendeta mereka membiarkan saja.

"Celakalah orang yang berbicara, padahal ia berbohong untuk sekadar membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia." (HR. Abu Dawud & Tirmidzi) 

Sekadar membuat orang tertawa saja kerana bercanda (berbohong) dilaknati, apalagi menakut-nakutkan orang, menjauhi umat Islam dari jalan kebenaran..
Allahul Musta'an ... 
Ref: Tafsir Ibnu Katsir 

Bertaqarrub dengan menyanyi, menari bukan cara Jahiliyyah saja tapi juga Yahudi!

Jika dahulu menyanyi, berjoget, bersiul merupakan cara beragamanya kaum Jahiliyyah, sebagaimana firman Allah Ta'ala yang ertinya; 

"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan." 
[QS. Al-Anfal:35]

Saat ini, ratusan kaum Yahudi Ekstrim pula, bukan saja mengepung Masjid Al-Aqsha akan tetapi mereka bernyanyi-nyanyi sambil berjoget-joget, menghadang kaum Muslimin daripada beribadah di situ. Beginilah keadaan Masjid AlAqsha masih dalam pengawasan Yahudi dan Militer Zionis.


Imam Besar Harramain:- Manhaj Salaf Mencerminkan Kehidupan Islam Sebenar

Ketua Presiden Harramain (Masjidil Haram & Masjid Nabawi), Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais, dalam khutbah Jumaat di Masjidil Haram, berkata ; istilah Salafisme sesungguhnya mencerminkan cara (kehidupan) Islam yang sebenar, yang sesuai untuk bila masa atau tempat.

Selanjutnya beliau berkata, "Ia adalah cara hidup as-Sunnah yang mengikuti jejak Rasulullah salallahualaihi wa sallam dan juga jalan orang-orang yang beriman terlebih dahulu, yaitu orang-orang Muhajirin dan Ansar."

"Sebagaimana sabda Nabi salallahualaihi wa sallam : 'Pegang teguhlah pada Sunnahku dan cara hidup para khalifah yang mendapat petunjuk selepas ku. Waspadalah terhadap inovasi dalam urusan agama, kerana setiap inovasi baru dalam urusan agama adalah penyimpangan dari jalan yang benar (kesesatan) dan setiap penyimpangan berakhir di api Neraka'."

Beliau menjelaskan bahwa inovasi yang dimaksudkan bukan pada penemuan saintifik moden dan kemajuan teknologi. 
Ada golongan yang membuat kerusakkan dan menisbahkannya pada ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Perlu di ingatkan bahwa pemahaman yang salah dan amalan menyimpang oleh sesetengah pihak, tidak boleh dikaitkan dengan prinsip-prinsip dan kaedah 'Salafi'.
Selanjutnya beliau berkata, selama ini kerajaan Saudi telah berpegang teguh pada manhaj Salaf, dan ajaran Sheikh Muhammad bin Abdul Wahab yang telah berusaha keras mengembalikan manusia kepada shahadah dan Tauhid yang benar, selepas membasmi amalan-amalan sesat (syirik) yang menyimpang. 

"Panggilannya bukan kepada agama baru atau mazhab kelima, pemikiran baru, tetapi kepada pemahaman yang benar berlandasan ajaran Rasulullah salallahualaihi wa salam bersama para sahabat dan pengikut yang datang kemudian, untuk mengikuti ajaran Al-Quran dan as Sunnah. Ajaran-ajarannya sangat jauh dari ideologi takfiri dan Khawarij walaupun musuh-musuh Islam cuba mengaitkan beliau dengan 'keganasan' dan membuat tuduhan yang tidak berasas, tuduhan palsu untuk mencemarkan nama beliau." 
Sheikh Al-Sudais, menambah bahwa "ajaran Sheikh Muhammad Bin Abdul Wahab telah di label oleh musuhnya sebagai fahaman Wahabi."

Tanah suci Harramain mengikuti jalan 'wasatiyyah' (tengah, sederhana) manhaj Salafi berlandasan al-Quran dan as Sunnah dan jalan para ash Salaful Ummah.

October 24, 2014

Peringatan terhadap doa-doa bid'ah.

'Doa itu ibadah'.  Sungguh doa adalah keta'atan agung dan ibadah yang mulia, menjadi keharusan bagi Muslim padanya~dan juga semua ibadah lainnya~ untuk mengikat diri dengan petunjuk Rasul yang mulia shallallahu alaihi wa sallam, komitmen dengan Sunnahnya, mengikuti jalannya dan menempuh jalur nya. Kerana sebaik-baik perilaku, sesempurna-sempurnanya, dan selurus-lurusnya adalah perilaku Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dahulu beliau mengatakan setiap Jum'at ketika berkhutbah pada manusia:

"Amma ba'du, sungguh sebenar-benar pembicaraan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik perilaku adalah perilaku Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, dan sebaik-baik bid'ah adalah sesat, dan semua kesesatan ada di Neraka."
(Shahih Muslim, No. 867.)

Abu Al-Abbas Ahmad bin Idris Al-Qurafi mengatakan bahwa hukum asal doa ada lah 'tauqif' (berdasarkan wahyu), dari itu berhati-hatilah terhadap doa-doa yang dibuat-buat oleh manusia. 

Barangsiapa mencermati petunjuk beliau shallallahu alaihi wa sallam dalam berdoa, niscaya dia akan mendapati sebagai petunjuk yang sempurna, menyeluruh dan tidak ada kekurangan padanya. Telah dijelaskan pada umatnya doa-doa berkaitan dengan waktu-waktu tertentu atau tempat-tempat tertentu, atau kondisi tertentu. Beliau juga sudah menjelaskan doa mutlak dan yang muqayyad (terkait dengan sesuatu). 

**Tidak mungkin, mustahil, Nabi shallallahu alaihi wa sallam terlupa atau terlepas pandang untuk doa akhir/awal tahun malam ini... Allahul Musta'an 

Ref: Fiqih Do'a dan Dzikir oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr

"Siapa yang tidak bersamaku maka dia melawanku"

Ini adalah prinsip yang buruk, kerana disana pasti ada kelompok pertengahan antara yang berpihak kepadamu atau yang tidak berpihak kepadamu. Apabila orang yang tidak berpihak kepadamu ada pada kebenaran, maka jadilah dia lawanmu padahal pada hakikatnya dia adalah orang yang berpihak padamu, lantaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

"Tolonglah saudaramu yang zhalim atau yang di zhalimi."  [HR. Shahih Bukhari]

Menolong orang yang zhalim adalah dengan cara mencegahnya dari kezhaliman, maka tidak ada sikap bergolong-golongan (hizbiyyah) dalam Islam. Kerana itulah, ketika bermunculan golongan-golongan ditengah-tengah kaum Muslimin, beragamanya jalan yang ditempuh serta bercerai-berainya umat sehingga sebagian mereka menyesatkan sebagian yang lain dan memakan bangkai saudaranya (atau ulama) yang telah mati (ghibah), hingga akhirnya mereka mengalami kegagalan. 

Oleh kerana sebagian penuntut ilmu yang sangat fanatik atau ta'sub dengan keyakinan mereka, mereka membela syaikh, gurunya baik dengan cara yang haq ataupun batil dan memusuhi selainnya sambil menuding sesat dan memfitnahkannya. [Bila habis alasan dan lemahnya hujjah golongan ini pun menggunakan kekarasan melalui ancaman.]

Tidak diragukan lagi hal ini menyelisihi manhaj salaf sebab Shalafush shalih tidak bergolong-golongan tetapi satu golongan, Ittiba' pada Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

**Inilah fenomena hari ini. Sesiapa saja yang tidak beserta dalam penyambutan acara acara bid'ah di vonis sesat dan memecah belah umat kerana berislam nya dianggap 'asing.'
Dari Abi Tsa’labah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti seseorang yang memegang sesuatu di atas bara api, seseorang yang beramal pada hari itu sama pahalanya dengan 50 orang yang beramal sepertinya."
"Dan Islam bertentangan dengan apa yang mereka sandarkan padanya), setiap orang merasa ta'jub dengan akal pemikirannya masing-masing, maka peliharalah diri-diri kalian (tetaplah di atas diri-diri kalian) dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya pada hari itu adalah hari yang penuh dengan kesabaran (hari dimana seseorang yang sabar menjalankan al haq dia akan mendapatkan pahala yang besar dan berlipat)." Allahul Musta'an....
Sumber bacaan: Halal Haram dalam Islam oleh Syaikh al-Utsaimin 

October 23, 2014

Jangan jadikan kehormatan para ulama sebagai binatang tunggangan !

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata; "Aku nasehatkan kepada para penuntut ilmu dan yang lainnya untuk bertaqwa kepada Allah dan agar tidak menjadikan kehormatan para ulama dan umara' sebagai binatang tunggangan yang ia tunggani sebagaimana yang mereka kehendaki."

"Tidak diragukan lagi bahwa mencela kehormatan ahli ilmu yang dikenal luas sebagai pemberi nasehat, penebar ilmu dan penyeru (dai') kepada jalan Allah Ta'ala, merupakan bentuk ghibah yang paling besar yang ia tergolong dari dosa-dosa besar." 

Akibat mencela kehormatan para ulama mengharuskan kebencian kepada mereka dan apa yang mereka bawa serta dan seru dari syariat Allah Ta'ala. Maka membuat orang-orang lari dari mereka sama artinya membuat lari dari syari'at Allah Azza wa Jal. Ulah mereka termasuk dari menghalang-halangi dari jalan Allah yang menyebabkan manusia memikul dosa yang besar.

Bukan itu saja, akibat dari perbuatannya itu, masyarakat akan berpaling meninggalkan ulama dan sebagai gantinya mereka mendatangi orang-orang bodoh yang menyesatkan manusia tanpa ilmu. Kerana manusia sudah pasti memiliki imam-imam yang mereka ikuti dan mengambil petunjuk dengan petunjuk mereka. Jika bukan para imam yang memberi petunjuk dengan perintah Allah, maka para imam yang menyeru kepada Neraka. Apabila manusia berpaling dari salah satu dari dua jenis ini maka ia akan berpihak pada jenis yang lain.

Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Maka apabila ulama di cela dan dicerca, maka orang-orang tidak akan percaya akan ilmu yang ada pada mereka padahal ilmu itu terwarisi dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan pada saat itu juga mereka tidak percaya sedikitpun masalah syariat yang dibawa oleh orang alim yang tertuduh ini. Aku (Syaikh Utsaimin) tidak mengatakan bahwa semua orang alim terpelihara dari kesalahan (ma'sum').

Inilah fenomena hari ini. Ramai manusia dengan ringan lisannya memvonis para ulama seperti Syaikh Muhammad Abdul Wahab dengan tuduhan bermacam (Wahabi) sehingga membangkitkan kebencian masyarakat awam terhadap dakwah beliau. Anehnya jika ditanya apakah kesalahan atau 'kesesatan' ajaran yang beliau (rahimahullah) bawa? Mereka tidak mampu memberi hujjah melainkan "saya dengar ustad yang cakap Wahabi itu sesat, memecah belah umat" ....nauzubillah.. 

Tentangan bukan saja dari orang awam yang jahil, tetapi juga dari sebagian para ilmuwan yang mungkin belum faham alQur'an dan as Sunnah sebagaimana telah difaham oleh para Salaful Ummah, sehingga mereka juga memvonis para asatizah yang mengajar syariat Islam. Bukan itu saja ada yang sanggup mengancam dai' "sunnah" dengan menggunakan kekuasaan "dalaman" ... Allahul Musta'an ...

"Ya Rabb, selamatkanlah aku dari orang-orang yang dzalim."  [Al-Qashash: 21]
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama orang-orang yang dzalim itu."
[Al-A'raaf :47],
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang dzalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang yang kafir." [Yunus:85-86]
Ameen Ya Rabbal A'laamin....
Sumber bacaan; Halal Haram dalam Islam oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin. Penyusun: Syaikh Abu Abdillah Adil bin Sa'ad. Terbitan Pustaka As Sunnah.

October 21, 2014

Saat ini Kebenaran mendapat Ancaman

Saat ini kita lihat pihak yang ingin menegakkan kebenaran mendapat tentangan bukan dari kaum kafirin, tetapi dari orang Islam sendiri. Satu realiti yang menyedihkan. Jika dahulu kaum jahiliyah menentang dakwah Nabi shallallahu alaihi wa sallam tapi zaman ini, penentangan keras datang dari orang Islam tidak kira di masjid atau di pasar.

Walaupun kebenaran itu sudah terang, jelas dengan nas;  "Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepadamu." [QS.43: 78] Telah Kami jelaskan, Kami tegaskan dan Kami rinci tentangnya kepada kalian. "Tetapi kebanyakkan diantara kamu benci kepada kebenaran itu." [QS.43:78] Akan tetapi orang seperti kalian tidak akan menerimanya. Dia hanya tunduk dan membanggakan kebathilannya, menghalangi dan menolak kebenaran serta membenci para pelakunya. (Dengan herdikan keras, penindasan, ancaman.)

"Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka."  [QS. 43:79].  "Dan mereka pun merancanakan makar dengan sungguh-sungguh," apakah mereka ingat Allah tidak mengetahuinya, " dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyedari." [QS. An-Naml:50] Hal itu kerana orang-orang musyrik mencari-cari celah dalam menolak kebenaran dengan kebatilan melalui berbagai celah dan tipu daya yang mereka tempuh.

Maka Allah Ta'ala menipu daya mereka dan mengembalikan bencananya kepada mereka sendiri. Untuk itu Allah Azza wa Jalla berfirman; "Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahsia dan bisikan-bisikan mereka." [QS: 43:80] Yaitu, rahsia dan terus-terang nya mereka.
"Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat disisi mereka." [QS. 43:89] Yaitu Kami mengetahui apa yang ada pada mereka, begitu pula para Malaikat mencatat amal-amal mereka, baik kecil maupun besar.

Maka, kembalilah penyesalan itu kepada diri kalian sendiri dan menyesallah, dimana penyesalan tidak berguna lagi. Mereka disiksa kerana sikap menentang dan menyelisihi kebenaran.

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal didalam Neraka Jahannam. Tidak di ringankan adzab itu dari mereka," sesaat pun. "Dan mereka didalamnya berputus asa." yaitu, berputus asa dari setiap kebaikan.  [QS.43:74-75]

Mereka tidak dianiayai tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri ; "Dan tidaklah Kami menganiayai mereka, tetapi merekalah yang menganiayai diri mereka sendiri." [QS.43:76]
Yaitu, disebabkan amal-amal mereka yang buruk setelah tegaknya hujjah, dan diutusnya para Rasul kepada mereka, lalu mereka mendustakan dan melanggarnya, sehingga mereka di balas dengan balasan yang setimpal.
Allahul Musta'an ..
Sumber rujukan; Tafsir Ibnu Katsir

October 20, 2014

Jangan kaitkan salaf dengan teror

Sekarang ini kita berada di waktu dimana kita sangat membutuhkan pelurusan akidah yang merupakan asas yang kokoh untuk membangun amal salih. Kita sangat memerlukan petunjuk dalam menapaki jalan Salaf ash-Shalih.

Allah Ta'ala telah menegakkan diatas akidah kaum Muslimin para penjaga yang terpecaya dari para ulama yang berilmu mendalam, manakala musuh-musuh agama berkonspirasi hendak merusak akidah kaum Muslimin, melalui syubhat-syubhat dan upaya-upaya pendangkalan, dari orang-orang kafir, orang-orang mulhid, orang-orang munafik dan para pengusung aliran sesat dan golongan yang menyimpang dari manhaj as-Salaf ash-Shalih, dari kalangan Jahmiyan, Mu'tazilah, Syiah Bathiniyah dan non Bathiniyah, Qadariyah, Khawarij, Murji'ah, orang-orang Sufi dan para pemuja kubur.

Malangnya saat ini, istilah Salaf telah disalah gunakan oleh beberapa pihak. Mereka mengaitkannya dengan kaum Khawarij, seperti isIs atau IS.  

Walhal mengikuti jalan Salaf ash-Shalih adalah mengikuti jalan Nabi shallallahu alaihi wa sallam beserta para sahabatnya.

Tidak hairanlah jika ada yang mengatakan.. 'Berislam ok, asal jangan jadi Salafi tapi ikut tariqah guru atau Shaikh masing-masing'..

Kerana fenomena hari ini sesiapa yang mengaku 'Salafi' akan digolongkan sebagai "potential teroris" (potensi teroris). Kejahilan kaum kafir dapat difahami tetapi jika orang Islam sendiri anggap siapa yang mengikuti manhaj salaf adalah potensi pengganas.....inna lillah....

Berkata imam al-Auza'i rahimahullah, " Hendaklah kamu berpegang kepada atsar as-Salaf ash-Shalih walaupun orang-orang menolakmu, dan hati-hatilah kamu dengan pendapat orang-orang, walaupun mereka menghiasinya dengan ucapan yang muluk, kerana perkara Agama ini akan terlihat jelas dan kamu berada diatas jalan yang lurus."
Dan beliau juga berkata;
"Hendaklah dirimu sabar diatas as Sunnah, tegaklah dimana mereka tegak, berkata lah dimana mereka berkata, tahanlah dimana mereka menahan, dan tempuhlah jalan para pendahulu mu yang shalih (as Salaf ash-Shalih) kerana hal itu akan membuatmu mendapatkan apa yang mereka dapatkan." 
(Diriwayatkan oleh Ismail bin Fadhl dalam al-hujjah fi Bayan al-Mahijjah dengan sanad shahih.)
Dinukil dari buku; Syarah Lum'atul I'tiqad karya imam Ibnu Qudamah yang disyarahkan oleh; Syaikh Utsaimin .

October 19, 2014

Dialog antara al-Adrami dengan seorang pelaku bid'ah.

Muhammad bin Abdurrahman al-Adrami berkata kepada seorang laki-laki yang berbicara dengan bid'ah dan mengajak orang kepadanya:-

Al-Adrami; "Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali mengetahuinya atau tidak mengetahui?"

Pelaku bid'ah; "Mereka tidak mengetahui."

Al-Adrami; "Sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, apakah kamu yang mengetahuinya?"

Pelaku bid'ah berubah sikap lalu menjawab; "Saya katakan, Mereka mengetahuinya."

Al-Adrami; "Apakah mereka berasa cukup dengan tidak membicarakannya dan tidak mengajak orang-orang kepadanya atau tidak cukup bagi mereka?"

Pelaku bid'ah; "Sangat cukup bagi mereka."

Al-Adrami ; "Sesuatu yang Rasulullah dan para Khulafa' Rasyidin cukup dengan tidak membicarakannya, namun kamu tidak cukup?"
Maka lelaki itu terdiam.
Maka khalifah yang hadir di majlis itu menimpali, "Semoga Allah tidak mencukupi siapa yang tidak pernah merasa cukup dengan sesuatu yang membuat mereka (Nabi dan para sahabat) cukup."
Begitu lah orang yang tidak merasa cukup dengan apa yang membuat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para sahabat, Tabi'in yang mengikuti mereka dengan baik, para imam sesudah mereka dan orang-orang yang mendalam ilmunya merasa cukup, dari membaca ayat-ayat sifat, menelaah hadith-hadithnya dan memperlakukannya sebagaimana ia datang maka semoga Allah tidak mencukupkan nya. Allahul Musta'an.

Ref: Syarah Lum'atul I'tiqad karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi. Di Syarahkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalil al-Utsaimin. 

Belumkah datang waktunya hati manusia tunduk pada kebenaran?

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada KEBENARAN yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakkan dari mereka adalah orang-orang yang fasik."   [QS. Al-Hadid; 57:16]

Ayat ini adalah teguran Allah bagi orang-orang Mukmin supaya mempunyai hati yang khusyu' untuk berdzikir kepada Allah. Dengan kata lain, telah tiba saat hati mereka menjadi lunak ketika berdzikir, mendapatkan nasehat dan mendengarkan al-Quran, lalu memahami dan tunduk patuh kepadanya dan; mendengar dan mentaatinya.

Dari Ibnu Mas'ud radiyallahanhu ia berkata: "Tidak ada tenggang waktu antara keislaman kami dengan teguran Allah melalui ayat ini, "Belumkah datang waktunya..."melainkan hanya 4 tahun saja."
Bayangkan teguran Allah Ta'ala datang hanya 4 tahun setelah keislaman para sahabat.. Bagaimana keadaan kita hari ini.. setelah turun al-Quran dan sunnah Nabi-Nya lebih 1435 tahun.. Belum kah sampai waktunya kaum Muslimin tunduk pada ajaran-ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan meninggalkan amalan-amalan kebid'ahannya??

Allah Ta'ala juga melarang orang-orang Mukmin menyerupai orang-orang sebelum mereka yang telah diberi al-Kitab dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dimana setelah beberapa waktu berlalu, mereka merubah Kitab Allah yang berada di tangan mereka dan menjualnya dengan harga yang sangat murah serta melemparkannya dibelakang punggung mereka.
Selanjutnya mereka menghadapkan diri pada pendapat-pendapat yang sangat beragam dan membingungkan. Mereka bertaqlid kepada beberapa orang dalam urusan agama Allah, dan mereka jadikan para pendeta dan pemuka agama mereka sebagai ilah-ilah sendiri selain Allah.

Pada saat itulah hati mereka mengeras, sehingga mereka tidak lagi mau menerima nasihat, tidak mau melunak oleh janji Allah dan juga ancaman-Nya. "Dan kebanyakkan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik." Yakni dalam amal perbuatan mereka. 
Begitu juga keadaan zaman ini, ramai umat Islam yang bertaqlid kepada syaikh-syaikh, guru-guru, kyai-kyai mereka dan membelangi syari'at Islam, meninggalkan sunnah-sunnah Nabi-Nya dan mengganti nya dengan hukum sendiri. Al-Quran ditafsirkan ikut citra rasa ahli cendiakawan.

Dari itu janganlah terpedaya, terpesona dengan ramainya manusia yang peribadahannya hanya mengikuti cara budaya tradisi turun menurun yang bukan dari ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebab ...
"Kebanyakkan dari mereka adalah orang-orang yang fasik." 
Allahul Musta'an... Ref: Tafsir Ibnu Katsir

October 18, 2014

Mengapa orang-orang munafik ditempatkan di kerak Neraka?

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu berada dalam keraknya api Neraka."  
[QS. An-Nisaa' :145]
Keadaan orang-orang munafik itu lebih buruk daripada orang kafir yang murni kekafirannya sebab itulah mereka ditempatkan dikerak api Neraka, tingkatan yang paling bawah dan dahshat panasnya.. Nauzibillah.. 
Ini berlaku bagi orang yang lahiriah menunjukkan keislamannya akan tetapi dia tidak menyakini dengan hatinya dan memahaminya. Biasanya orang-orang munafik akan menentang, mengingkari sunnah Nabi-Nya dan memusuhi mereka yang menegakkannya. Mereka menolong orang-orang musyrik didalam menghadapi kaum Muslimin, mereka menzalimi orang-orang Mukmin, dan memfitnah kaum Muslimin yang tidak bersalah. Sesungguhnya membantu dan menolong orang-orang kafir atas kaum Muslimin merupakan salah satu dari pembatal-pembatal keislaman.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim."   [QS. Al-Maaidah: 51]

Salah satu cara membantu dan memberi pertolongan kepada orang-orang musyrik adalah dengan memata-matai kaum Muslimin yang tidak bersalah yang berada diatas manhaj  Salaful Ummah. 
Juga termasuk ketegori memberikan bantuan kepada orang-orang musyrik adalah mendatangkan beberapa orang-orang yang memiliki misi-misi tertentu untuk membuat provokasi dengan tujuan yang batil dan keji. Dengan itu, mereka berkeinginan memberikan pengkaburan atau kerancuan terhadap gambaran Islam dan orang-orang Islam serta menghalangi orang-orang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Orang-orang munafik tahu bahwa keganasan bukanlah dari Islam. Namun secara kejam mereka mengambil kesempatan membuat makar pada golongan yang menjadi 'kambing hitam' pada 'pendapat' mereka dengan memfitnahkan golongan ini ada kaitan dengan kelompok pengganas. 
Allahul Musta'an 
Sumber rujukan: 1) Tafsir Ibnu Katsir.
2.) 'Syarah Aqidah Ash-Shahihah' oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz

Cuba mendakwahkan sunnah di sebuah masjid di panggil polis.

Ini lah fenomena hari ini. Orang-orang yang berpegang teguh di atas sunnah, cuba mendakwahkan Islam yang berlandasan al-Quran dan as-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah dikatakan menebarkan ajaran sesat.
Semalam, di sebuah masjid di timur, terjadi suatu kejadian yang memilukan. Beberapa remaja yang belajar syariat agama Islam dengan benar kemudian cuba mendakwahkannya, telah mendapat tantangan dari para jemaah dengan kata-kata kesat sambil menuduh remaja ini cuba menebarkan ajaran sesat. Tidak cukup dengan cemuhan, mereka difitnah berkolaborasi dengan kumpulan Khawarij menyerukan jihad dan polis pun di jemput.
Walhal remaja-remaja ini bukanlah manusia yang memecah belah umat dan mengotori fikrah dan pemahaman mereka dan mengkaburkan al haq serta menghiasi al bathil dengan al haq.
Mereka tidak mempunyai nama atau ciri-ciri khusus atau organisasi-organisasi khusus yang dijadikan sebagai tanda untuk mengenali mereka.

Kalau ditanya tentang jalan hidupnya, mereka akan menjawab : “Ittiba’ (mengikuti sunnah-sunnah) Rasul Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.”

Kalau ditanya tentang madzhabnya, mereka akan menjawab : “Tahkimus Sunnah (berhukum dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam).”

Mereka adalah orang-orang yang berjalan di atas ittiba’ kepada sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sehingga mereka asing di antara sekian banyak orang yang berjalan di atas kebid’ahan, hawa nafsu, khurafat, dan syubhat-syubhat.

Mereka asing di dalam berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di antara sekian banyak orang yang berpegang teguh dengan kebid’ahan-kebid’ahan dan hawa nafsu-hawa nafsu.

Sementara kumpulan yang nyata kesesatannya seperti Syiah, Quburiyyun, di biarkan, mereka mendapat tempat, ruang, diberi layanan bila mengunjungi masjid-masjid kita..  Allahul Musta'an 
Diantara tanda orang munafik adalah suka berkata kasar kepada orang Muslim, "mereka (orang munafik) mencaci kamu dengan lidah yang tajam" (QS. Al Ahzab: 19). Dan berbicara lembut kepada orang kafir, (orang munafik berkata kepada kafir) "sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu"  [QS. Al Hasyr: 11.]
Dimana 'pencinta Nabi' ? jika Sunnah beliau ingin di padamkan, dihapuskan, di ganti dengan berbagai kebid'ahan.. Hanya kepada Allah saja kita memohon perlindungan.

Fatwa: Larangan meminta pertolongan kepada para Nabi dan para wali agar dipenuhi hajat.

Pertanyaan ketiga dari fatwa no 2961 hal 507:-

Meminta pertolongan kepada para nabi dan para wali agar dipenuhi hajat mereka seperti perkataan sebagian mereka: "Wahai Rasulullah lapangkanlah kesulitanku atau berilah syafaatmu", atau berkata: "Ya Rasul berilah kekuatan" atau "Wahai Husein" maka hal ini dan sebagainya merupakan syirik besar yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Allah menurunkan Al-Qur'an dan mengutus para rasul-Nya untuk menghentikan hal tersebut dan memperingatkan umat manusia darinya.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa no. 2961

AnggotaAnggotaWakil Ketua KomiteKetua
Abdullah bin Qu'udAbdullah bin GhadyanAbdurrazzaq `AfifiAbdul Aziz bin Abdullah bin Baz

October 15, 2014

Negeri yang Allah dan Rasul-Nya paling cintai ..

Istilah 'Wahabi' sudah tidak asing lagi. Selalu di gunakan dalam konteks negatif dan di kaitkan dengan negara Saudi, sehingga para imam di Makkah dan Madina di panggil imam-imam Wahabi. 
Tahukah kita negeri yang dicemuh ini adalah negeri yang Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga Rasul-Nya paling cintai?

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan keutamaan bagi Makkah sebagai keistimewaan, serta mengkhususkan sebagai rumah-Nya yang mana ia sebagai kiblat bagi seluruh penduduk bumi, tidak ada kiblat yang lainnya.

Tidak ada diatas permukaan bumi suatu tanah yang wajib atas setiap orang yang mampu mendatanginya, bertawaf di Baitullah yang berada didalamnya selainnya.
Tidak ada diatas permukaan bumi suatu tempat yang disyariatkan mencium dan menyentuhnya, serta dihapuskan berbagai kesalahan dan dosa selain batu Hajar Aswad dan rukun Yamani yang ada didalamnya.
Tidak ada diatas permukaan bumi yang mana setiap orang tidak kira raja atau rakyat biasa menanggalkan pakaian keduniaan dan mengenakan pakaian ihram (lelaki) saat tawaf di keliling Ka'abah. (Untuk yang haji dan umrah).
Tidak ada dimuka bumi air yang mencuci hati Nabi shallallahu alaihi wa sallam, melainkan air zam zam, air yang bisa dijadikan ubat, dijadikan sebagai hadiah.
Tidak ada diatas permukaan bumi yang Shalat didalam masjidnya yang haram sebanding dengan 100,000 kali shalat, sepertimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam;

"Satu kali shalat di Masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu kali dimasjid selainnya kecuali Masjidil Haram, dan shalat satu kali didalam Masjidil Haram itu lebih utama daripada shalat di masjidku ini sebanyak seratus kali shalat." [1]
 [1] Sanadnya Shahih, HR at Tirmidzi 3925, an-Nasa'i dalam al-Kubra 4252, Ibnu Majah 3108, Ahmad 4/305, dan dishahihkan oleh al-Hakim 3/431 sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim, disepakati oleh adz-Dzahabi.

Ada banyak lagi keutamaan-keutamaan yang terdapat di dua kota ini, cukuplah sekadar diberi beberapa keutamaannya saja. 

Walaupun sijil ulama mereka tidak dari Oxford atau Harvard University, tetapi di negeri ini lah telah melahirkan ulama yang menjadi panutan seluruh dunia Islam.

Memang kesempurnaan hanya milik Allaah, meskipun Saudi ada memiliki kekurangan.. Namun tidaklah bijak jika hal tersebut dijadikan alasan untuk membeci dan menjelekkan, apalagi kebanyakan yang membenci tidaklah punya alasan, tapi hanya sekedar ikut-ikutan saja..

Dan bukankah sebagai sesama muslim seharusnya kita saling menyayangi ? Bukannya malah menebar benci.. Wallahul Musta'an.
Sumber bacaan, Tammmul Minnah oleh Syaikh Aburrahman Adil bin Yusuf Al Alzazy.

Perbezaan Tingkatan Manusia Dalam Menerima Nasehat.

Tatkala seseorang mendengarkan nasehat-nasehat seringkali muncul dengan spontan rasa kesedaran, keinsafan dalam dirinya, namun tatkala ia keluar dari majlis ilmu hatinya kembali mengeras dan membatu.
Ini ialah kerana manusia berbeza-beza keadaannya, umumnya mereka tidak berada dalam keadaan yang sama, di saat mendengarkan wejangan dan nasehat-nasehat maupun setelah mendengarkannya.
Tatkala mendengar nasehat, seorang sedang berada dalam kondisi jiwa dan fikiran yang prima. Terlepas dari ikatan duniawi, diam dan menghadirkan hatinya. Akan tetapi, tatkala kembali disibukkan dengan urusan dunia, penyakit lamanya kambuh kembali. Bagaimana mungkin ia bisa kembali seperti saat mendengarkan nasehat-nasehat itu?

Kondisi demikian dapat menimpa setiap orang. Hanya mereka yang memiliki kesadaran tinggilah yang bisa mengatasi pengaruh-pengaruh duniawi tersebut. Ada yang bertekad kuat untuk kokoh  berpegang pada prinsip yang sudah diyakininya, lalu berjalan tanpa menoleh lagi. Ia akan memberontak jika pelakunya tidak lagi sesuai dengan tabi'at dirinya, seperti Hanzhalah yang  mengecam dirinya sendiri, " Hanzhalah telah munafik!"

Ada pula yang terkadang maseh terseret-seret oleh kelalaian akibat pengaruh tabiat dirinya, namun pada saat yang sama nasehat itu masih mempengaruh dirinya untuk beramal. Mereka laksana cabang-cabang pohon yang goyah di terpa hembusa angin. Ada pula golongan manusia yang tak terpengaruh apa-apa, hanya sekadar mendengar, mereka laksana batu-batu diam.
Petikan dari 'Shaidul Khathir' oleh Ibnu Jauzi

October 14, 2014

Bolehkah mengamalkan bid'ah kecil atas alasan menyatukan orang awam?

Fatawa Asy-Syaikh Muqbil Rahimahullah
Soal:
Apakah boleh mengamalkan sebagian bid’ah yang kecil dengan alasan karena perkara-perkara ini membuat mereka (orang-orang awam) menghindar dengan pandangan benci, padahal disana kita ingin menyatukan hati-hati mereka dan menyeru mereka kepada dakwah tauhid dan agar tidak menyekutukan Allah?
 Jawaban:
Tidak boleh kita mengamalkan segala bentuk kebid’ahan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menerima taubat dari pelaku kebid’ahanan sampai dia meninggalkan kebid’ahannya”.
Dan sebagaimana pula diriwayatkan dalam Ash Shahihain dari hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan (agama) kami, padahal kami tidak perintahkan, maka hal itu tertolak.”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Sesungguhnya siapa saja diantara kalian yang hidup (setelahku), maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnahnya para Khulafa yang telah mendapatkan petunjuk, gigitlah dengan gigi geraham”.
Kita tidak memiliki kekuasaan dalam agama Allah, oleh karena itu, Allah berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu…”. [QS. Ali 'Imraan: 128]
Allah Ta’ala berfirman: 
“Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. [QS. Al Isra: 74-75]
“HATI-HATILAH KALIAN DARI MEMAKAI PERASAAN DALAM AGAMA ALLAH!”
Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya dan lebih cemburu terhadap agama-Nya daripada kita.
Hanyalah kepada Allah, kita memohon pertolongan. 
Sumber: darussalaf.or.id

October 13, 2014

Hewan disembelih cara Islam tidak merasa sakit.

Badan Penyembelihan Binatang di Amerika (United States Humane Slaughter Act) telah akui bahwa binatang yang disembelih secara syariat Islam adalah satu cara yang terbaik (berperikemanusiaan.) Penyembelihan yang dilakukan dengan pisau yang tajam, dengan memotong 3 saluran pada leher, yakni ; saluran makan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, arteri karotis dan vena jugularis ternyata tidak dirasakan sakit sama sekali oleh binatang yang di sembelih itu.

Pernyataan ini telah dibuat oleh penelitia Prof Wilhelm Schulze dan Dr. Hazim, dari jabatan penternakan Hannover universiti, di Jerman. Mereka membuat kajian dengan memasang elekroda (microchip) yakni Electro Encephalograph (EEG) yang di pasang di permukaan otak kecil sapi-sapi itu yang menyentuh titik (panel) rasa sakit, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit ketika disembelih.
Dijantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat keluarnya dara semasa disembelih.
Ternyata adanya penurunan grafik secara bertahap yang mirip dengan kejadian 'deep sleep' hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Graphik EEG tidak naik, malah turun sampai ke tahap 'zero', yang mana diterjemahkan oleh kedua ahli penelitia sebagai "No Feeling of Pain at all. " Oleh kerana darah yang melanjut keluar secara maksimal, maka daging sapi itu dikira sebagai "healthy meat" yakni danging sehat, yang mana ia sesuai dengan prinsip GMP (Good Manufacturing Practise

Namun fakta ini disembunyikan dan ada sebagian panel 'Animal Slaughter Act' yang mengklaim cara syariat Islam adalah satu cara yang 'menyakitkan' dan mereka merekomendasi cara 'stunning' pemingsanan binatang sebelum di sembelih. 

Tetapi dua ahli penelitia telah membuktikan dengan metode yang sama, bahwa cara penyembelihan begini membawa redaksi yang menunjukkan sapi-sapi itu mengalami kesakitan yang amat sangat.

October 10, 2014

Tiga golongan Ulama

1). Orang yang alim tentang Allah dan alim tentang perintah-Nya :- yakni orang yang takut kepada Allah Ta'ala serta mengetahui hukum-hukum Allah dan kewajiban-kewajiban-Nya.

2). Orang yang alim tentang Allah, akan tetapi tidak alim tentang perintah-Nya :- yakni orang yang takut kepada Allah, akan tetapi tidak mengetahui hukum-hukum dan kewajipan-kewajipan-Nya.

3). Orang yang alim tentang perintah Allah akan tetapi tidak alim tentang-Nya :- yakni orang yang mengetahui tentang hukum-hukum dan kewajipan-kewajipan-Nya, tetapi tidak takut pada Allah Azza wa Jalla. 

Riwayat Sufyan ats-Tsauri dari Abu Hayyan at-Taimi...rujukan tafsir Ibnu Katsir; 35:28 tentang ayat .."Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama."

Inti Kekufuran

Inti kekufuran ada empat : 1) Kesombongan yang menghalangi dari ketundukan kepada Allah, 2) dengki yang menghalangi dari menerima nasihat, 3) kemarahan yang menghalangi dari bersikap adil, dan 4) syahwat yang menghalangi dari semangat beribadah. Apabila hilang kesombongan, maka mudah untuk tunduk dalam ketaatan kepada Allah. Hilangnya dengki akan memudahkan menerima nasihat. Hilangnya kemarahan akan memudahkan sifat redah hati dan berlaku adil. Hilangnya syahwat akan menumbuhkan kesabaran, sikap menjaga diri dan ibadah yang lainnya.
Apabila seseorang diuji dengan memiliki keempat tabiat ini, sungguh memindahkan bukit dari tempatnya jauh lebih mudah daripada menghilangkan keempat sifat ini. Orang semcam ini tidak akan pernah benar amalannya. Demikian pula jiwanya, tidak akan bersih selama sifat-sifat ini ada. Setiap kali berusaha beramal, sifat-sifat ini merusaknya. Segala kejelekan terlahir dari sifat-sifat ini. Ketika sifat ini benar-benar melekat dalam qalbu, kebatilan akan terlihat sebagai kebenaran dan sebaliknya. Kemudian dunia akan mendekat dan akhirat akan semakin menjauh darinya.
Apabila kita perhatikan kekufuran dan pembangkangan umat terdahulu, terlihat bahwa sebabnya adalah empat hal ini, yang karenanya pula adzab diturunkan kepada mereka. Berat atau ringannya adzab sesuai dengan berat atau ringannya empat sifat ini. Siapa yang membuka pintu empat sifat ini bagi dirinya berarti telah membuka seluruh pintu-pintu kejelekan untuk dirinya di dunia dan di akhirat. Karena empat sifat ini menghalangi dari keikhlasan, bertaubat kepada Allah, menerima kebenaran dan nasihat dari saudaranya kaum muslimin, serta tawadhu’ kepada Allah dan rendah hati terhadap makhluk-Nya.
Penyebab tumbuhnya empat sifat ini adalah kebodohan terhadap Rabbnya sekaligus kebodohan terhadap diri sendiri. Apabila ia mengetahui segala sifat-sifat kesempurnaan dan kemuliaan Rabbnya, serta segala cacat dan kekurangan dirinya, ia akan jauh dari menyombongkan diri. Ia tidak akan marah untuk melampiaskan keinginan jiwa, tidak pula dengki kepada orang lain atas nikmat yang telah Allah karuniakan kepadanya. Karena dengki pada hakikatnya adalah bagian dari penentangan terhadap Allah. Di mana ia tidak menyukai nikmat Allah pada seorang hamba yang Allah sendiri senang untuk menganugerahkan nikmat-Nya kepada orang tersebut. Ia juga ingin agar nikmat itu hilang dari orang tersebut sedangkan Allah tidak suka hal itu. Maka dengki melawan takdir Allah.
Jadi, cara menghilangkan dua sifat ini adalah dengan mengetahui Allah dengan sebenar-benarnya dan ridha terhadap ketetapan Allah. Adapun cara menghilangkan kemarahan adalah dengan tahu diri bahwasannya ia tidak pantas melampiaskan kemarahan dan membalas dendam untuk memuaskan jiwanya. Karena pelampiasan ini berarti mendahulukan diri sendiri dengan memuaskan hawa nafsunya sekaligus membuat marah penciptanya.
Sebab terbesar untuk menghilangkan kerusakan ini adalah dengan membiasakan jiwa untuk selalu marah hanya karena Allah saja dan untuk meraih ridha-Nya semata. Semakin besar sensitivitas marah dan ridhanya karena Allah, maka semakin kecil kepakaannya untuk marah dan ridha demi dirinya. Demikian sebaliknya.
Sedangkan syahwat, penyembuhannya adalah dengan mengetahui bahwa pelampiasan nafsunya tersebut justru merupakan sebab terbesar terhalanginya dari kepuasan dan kenikmatan yang diinginkannya. Sebaliknya, mengekang syahwat adalah sebab terbesar didapatkannya kenikmatan yang diharapkan. Jadi, ketika engkau membuka pintu syahwat berarti engkau berusaha menghalangi jiwa dari kenikmatan, sebagaiaman menutup pintu syahwat berarti telah berusaha mencapai kenikmatan yang sempurna dari segala sisinya.
Kemarahan laksana binatang buas, apabila telah menangkap buruannya, dia akan memangsanya hingga tak tersisa. Sedang syahwat seperti api, apabila terdapat faktor yang mendorongnya, segera syahwat tersebut membakar sampai habis. Kesombongan seperti orang yang berusaha menurunkan raja dari tahta. Allah adalah pemilik kesombongan. Allahlah yang akan merendahkan dan menghukumnya karena kesombongannya. Adapun dengki bak perlawanan kepada orang yang lebih kuat dan bukan tandingannya. Orang yang dengki tidak akan mampu merubah takdir pada dirinya.
Barangsiapa mampu menundukan syahwat dan kemarahannya, niscaya syaithan akan  meninggalkannya. Sedangkan siapa yang dikalahkan oleh syahwat dan kemarahannya, syaitan tidak perlu lagi menggoda dan menipunya. Allahu a’lam [farhan].Referensi : Al Fawaid karya Al Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah-Diambil dari Majalah Tashfiyah Edisi 8 Hal 93-95
Sumber: almanshuroh.net

October 8, 2014

Tata cara shalat gerhana

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama.18
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.”19
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.”20
Ringkasnya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-, urutannya sebagai berikut.
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. 21
Nasehat Terakhir
Saudaraku, takutlah dengan fenomena alami ini. Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. Bukan kebiasaan orang seperti kebiasaan orang sekarang ini yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut, tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat. Lihatlah yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam:
Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.”22
An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:
Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda-tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. 23
Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah. Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat. Na’udzu billahi min dzalik.
Demikian penjelasan ringkas kami mengenai shalat gerhana . Semoga bermanfaat.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.com   (Diringkaskan)
18 Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437
19 HR. Muslim no. 901
20 HR. Bukhari, no. 1044
21 Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438
22 HR. Muslim no. 912
23 Syarh Muslim, 3/322