SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

February 27, 2013

Jenis orang yang di Kecam oleh Nabi


Para pelawak termasuk jenis orang yang dikecam oleh Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan berkali-kali dinyatakan celakah baginya, celakalah baginya…

عن بَهْزُ بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ بِالْحَدِيثِ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ فَيَكْذِبُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ (الترمذي وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ)

Dari Bahz bin Hakim, bahwa bapaknya telah bercerita kepadanya dari kakeknya, ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Celakalah bagi orang yang berbicara dengan satu pembicaraan agar menjadikan tertawanya kaum, maka ia berdusta, celakalah baginya, celakalah baginya.” (HR At-Tirmidzi, hadits hasan).

Bagaimana pula jika seorang dai' atau penceramah yang suka berjenaka dan agama di buat bahan ketawanya. 
Alasan yang sering kita dengar ialah supaya para pendengar atau penonton tidak jemu dan 'boring' dan memungkinkan tertido. Jadi bila diberi garam jenaka, sebagai awet ceria. 
Dai' atau penceramah merupakan panutan bagi masharakat umum, dalam hal keagamaan. Mereka juga merupakan pemuka agama yang tentunya harus dapat diteladani oleh jemaahnya.Baik yang menyangkut tutur katanya atau akhlak.
Tetapi kadang kala penganjur juga tidak mengambil kira, ada isinya atau tidak, yang penting menuruti permintaan pengundang, dan pendengar merasa puas dengan lawak jenakanya. Janji laris. Ramai penonton . Pungutan tabung pun melambong. 
Sementara Da’i yang baik, yang lurus, yang tidak materialistik yang sesuai dengan Al Qur’an dan As-Sunnah malah jadi sasaran dan di cemuh dan di keji-keji di khalayak/di mimbar di majlis/ dipengajian, dihujat, di keronyok, bahkan ada yang beri label untuk menakutkan penonton dan di pertikaikan ilmunya. Seolah-olah yang memburuk burukkan ini yang benar dan lebih pandai walhal yang sebenarnya diputar belit fakta, di sembunyikan hadits yang benar untuk mengkelaburi mata orang awam.
Malahan ceramahnya banyak yang tidak bersesuaian dengan Al Qur’an dan Al Hadits atau berpedoman kepada Al Qur’an dan Al Hadits tetapi dalam penafsirannya sesuka hati sendiri. Sehingga jamaah melakukan ibadah yang sumbernya bukan dari pedoman yang shohih yang dapat dipertanggungjawabkan.
Mereka berfatwa dengan tolak belakang hukum hukum shari'i kerana tiada siapa yang meninjaunya. Jika hal ini terus menerus dibiarkan, apa akan terjadi pada masharakat?
Allahul Musta'an.

No comments:

Post a Comment